A. Ringkasan Materi
Simple static routing merupakan dasar metodologi routing yang perlu dipelajari untuk mengetahui konsepsi routing pada mikrotik, pada hal ini dengan routing bisa menghubungkan router dengan berbeda subnet jaringan,
B. Latar belakang
Pembelajaran konsep ini berawal dengan rasa ingin tahu bagaimana suatu jaringan dengan berbeda subnet bisa saling terhubung dan bisa saling terkoneksi dengan baik, saling bisa bertukar data tidak memandang subnet yang berbeda,
C. Tujuan
Dengan mempelajari konsep routing ini kita bisa mengatur bagaimana suatu jaringan yang berbeda subnet itu bisa saling terkoneksi,
D. Alat dan bahan
-Router mikrotik setidaknya lebih dari 3, tergantung topologi,
-Koneksi internet
E. Langkah-langkah
Topologi 1
Topologi yang paling sederhana. Router A dan Router B direct connect / terhubung langsung via ethernet. Maka pengaturan routing yang perlu ditambahkan sebagai berikut
Penambahan routing di Router A
Penambahan routing di Router B
Kemudian coba untuk di koneksikan dengan di ping,
Sekarang bagaimana kalau router A dan router B tidak bisa direct connect, mungkin harus melewati perangkat lain, misalnya link wireless, atau mungkin tunnel / VPN?.
Contoh berikutnya yaitu topologi 2.
Topologi 2
Disini Router A dan Router B supaya bisa berkomunikasi harus melewati perangkat lain yang melakukan BRIDGING. Pada umumnya, perangkat-perangkat router / wireless bisa melakukan fungsi bridging. Ciri paling mudah mengenali perangkat yang dilewati (dalam contoh ini perangkat wireless) apakah melakukan bridging atau tidak adalah IP Router A, IP wireless router/perangkat lain dan IP Router B memiliki IP segment yang sama (10.10.10.x/24)
Karena Router A dan Router B memiliki IP segment yang sama, maka metode routingnya sama dengan contoh topologi 1. Tinggal disesuaikan IPnya
Penambahan routing di Router A
Penambahan routing di Router B
Dari kedua contoh topologi diatas, mungkin masih terlalu sederhana. Mari kita ulas untuk topologi yang sedikit lebih kompleks.
Topologi 3.
Topologi 3 ini mirip dengan contoh topologi sebelumnya (topologi 2), tetapi untuk topologi 3 ini, perangkat yang menghubungkan antara Router A dan Router B juga menggunakan metode ROUTING. Apakah anda melihat perbedaannya??
Benar sekali, antara router A, wireless Router, dan router B menggunakan IP segment yang berbeda.
Apakah sudah mulai ada bayangan di router mana kita harus membuat membuat tabel routingnya? Jawabannya adalah di keempat router tersebut.
Capture dari tabel routing keempat router tersebut sebagai berikut :
Di sisi Router Indoor A :
Penambahan routing di Router indoor A pertama
Penambahan routing di Router indoor A kedua
Penambahan routing di Router indoor A ketiga
Di sisi Wireless Router A :
Penambahan routing di Wireless Router A pertama
Penambahan routing di Wireless Router A kedua
Penambahan routing di wireless Router A ketiga
Di sisi Wireless Router B :
Penambahan routing di wireless Router B pertama
Penambahan routing di wireless Router B kedua
Penambahan routing di wireless Router B ketiga
Di sisi Router Indoor B :
Penambahan routing di Router indoor B pertama
Penambahan routing di Router indoor B kedua
F. Hasil dan Simpulan
Routing dengan bermacam-macam topologi telah dicoba, untuk selanjutnya
bisa dikembangkan dengan metodologi routing dynamic, karena metodologi
dynamic jauh lebih mempermudah kita dalam routing, namun pada dasarnya,
routing dynamic tanpa mengetahui konsep routing static itu percuma,
0 comments:
Post a Comment